Jakarta, 18 April 2025 – Pendiri Agung Sedayu Group sekaligus Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma alias Aguan, mengakui bahwa bisnis propertinya turut terdampak oleh kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Dalam pertemuan dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait (Ara), Aguan menyampaikan bahwa tarif impor sebesar 32 persen terhadap barang-barang asal Indonesia membawa pengaruh terhadap sektor properti, khususnya pada komponen bahan bangunan yang berkaitan dengan impor.
“Bisnis pasti terdampak, tetapi kami tetap lanjutkan program sosial kami, terutama pembangunan rumah untuk masyarakat kurang mampu,” ujar Aguan, Rabu (16/4/2025).
Tetap Komit Bangun 250 Rumah Gratis di Tangerang
Meski menghadapi tekanan ekonomi global, Aguan tetap menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Melalui Yayasan Buddha Tzu Chi, ia tengah membangun 250 unit rumah gratis di Desa Sukawali, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten.
Proyek ini sudah memasuki tahap pembangunan setelah pengerukan selesai. Biaya pembangunan setiap unit rumah berkisar antara Rp 100 juta hingga Rp 150 juta.
Renovasi 2.000 Rumah Tak Layak Huni
Selain membangun rumah baru, Yayasan Buddha Tzu Chi juga menggagas program renovasi 2.000 rumah tidak layak huni (RTLH) di tiga provinsi. Salah satu wilayah yang menjadi prioritas adalah Kampung Rawa, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, di mana sebanyak 232 unit rumah akan direnovasi.
Program ini merupakan bagian dari kolaborasi antara pihak swasta dan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas hunian masyarakat urban yang selama ini tinggal di permukiman kumuh.
Kolaborasi dengan Kementerian PKP
Kegiatan pembangunan dan renovasi ini tidak terlepas dari kerja sama erat antara Yayasan Buddha Tzu Chi dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Menteri Maruarar Sirait menyampaikan apresiasi terhadap kontribusi pihak swasta, terutama Agung Sedayu Group, dalam mendukung program perumahan nasional.
“Ini contoh konkret sinergi pemerintah dan sektor swasta yang nyata. Kami akan terus dorong kolaborasi seperti ini agar masyarakat bisa hidup lebih layak,” kata Ara.
Dampak Tarif Trump Terhadap Bisnis Properti Indonesia
Kebijakan Presiden Donald Trump dalam mengenakan tarif tinggi terhadap barang-barang dari Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi pengembang properti nasional. Pasalnya, banyak material bangunan yang selama ini masih bergantung pada impor dari luar negeri.
Aguan menyatakan bahwa pihaknya akan terus mencari solusi agar bisnis tetap berjalan, sekaligus tetap menjalankan tanggung jawab sosial kepada masyarakat.
Meski dihantam gelombang kebijakan perdagangan internasional, komitmen Aguan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat tetap tidak tergoyahkan. Pembangunan dan renovasi rumah bagi warga kurang mampu menjadi bukti nyata bahwa sektor properti bisa menjadi bagian dari solusi sosial, bukan sekadar bisnis.
Sumber: kompas.com









0 Komentar